Sunday 25 August 2013

Berjumpa Denganmu


Kamu. Aku tidak tahu siapa namamu. Dimana tempat tinggalmu. Yang aku tahu kamu membimbingku dari awal aku masuk ke kampus ini. Lebih tepatnya satu fakultas denganmu, walaupun kamu bukan mahasiswa baru, tapi kamu kakak angkatanku. Aku senang bisa berkenalan denganmu. Kamu ramah, bahkan lebih ramah dari seseorang yang baru aku kenal. Aku suka gayamu yang simple, aku suka kacamata yang bertengger di hidung mancungmu. Aku suka jas alamamater yang kau kenakan walupun sedikit kelonggaran di badanmu yang besar namun cukup menarik perhatian itu. 

Awalnya aku takut padamu, aku takut kamu sama seperti kakak angkatan yang lain yang suka me-bully adik angakatannya. Namun, kamu berbeda. Kamu sungguh luar biasa ramahnya. Aku suka. Aku pun sering mencari alasan untuk bertanya padamu, walaupun aku sebenarnya mengerti apa yang sedang aku tanyakan terkesan tidak penting. Namun, dengan sabar kamu memberiku pengarahan. Aku sadar, aku tak boleh main perasaan denganmu. Aku tahu, aku tak boleh terlalu GR atas perhatianmu. 

Beberapa hari ini aku menjaga jarak dengamu. Aku tak mau jatuh pada lubang hatimu dan aku terjerembab di dalamnya. AKU TIDAK MAU. Namun, kamu malah mencariku. Kamu bertanya pada temanku. Kamu mencari tahu tentangku. Akhirnya kamu berhasil menemuiku kembali siang itu.

Kamu menyapaku. Aku menoleh ke arahmu dan menyunggingkan senyumku. Kamu memberi isyarat bahwa kamu akan menghampiriku. Aku mengerti isyaratmu dan kuhentikan langkahku untuk menunggumu mengahampiriku. Kamu bertanya padaku kemana saja aku? kenapa aku tak bertanya tanya lagi padamu. Aku bahagia. Karena aku tahu kamu pun menginginkan aku hadir. 

Dan untuk pertama kalinya dalam sebuah pertemuanku dengamu. Kamu mengulurkan tangan. Mengucapkan namamu. Akupun begitu. Untuk pertama kali aku menyentuh tangan dan jemarimu yang hangat. Untuk pertama kali aku melihat seraut muka sangat manis dengan mata khas orang Indonesia, rambut yang tak begitu lurus dengan gaya eksekutif muda yang rapi, barisan gigi yang rapi dengan warna putih sehat, kacamata berbingkai hitam yang selalu bertengger di hidung mancungmu, jas alamamater dengan setelan celana kain warna senada dengan jas almamaternya serta sepatu fantofel hitam bersih. 

Entah ini hanya kekagumanku padamu atau rasaku padamu mulai tumbuh. Aku takut akan rasa itu sungguh. Tapi aku tak mau melepasmu begitu saja. Aku sungguh menikmati hubungan "kakak-adek"an ini. Aku suka perhatianmu, aku suka kau temani. Namun, aku taku jatuh cinta padamu, aku takut menaruh rasaku padamu. Kamulah yang berhasil mencuri perhatianku untuk pertama kali di kampus ini. Kamu. Kakak Kelasku.


25 Agustus 2013
Terima Kaih buat kamu :)