Rasanya begitu cepat. Namun dalam hati masih ada yang tidak tepat. Aku dan kamu telah melekat. Seakan tak akan ada karat. Aku masih bingung dengan perasaan aneh ini. Memang. Aku akui aku sangat mengagumimu awalnya. Namun, setelah aku mendapatkan perhatianmu aku merasa hambar. Sangat hambar dibanding yang sebelumnya.
Sedangkan kamu? Kamu lebih peduli padaku dibanding yang sebelumnya. Aku senang. Iya. Hanya sebatas senang dan aku tak tau mengapa aku hanya senang, namun tak sesenang seperti yang aku rasakan saat aku belum memilikimu. Sayang, aku senang kau begitu. Namun, aku takut mengecewakanmu. Setiap aku menerima kejutan darimu, aku hanya tersenyum. Oh tidak. Tepatnya, aku hanya pura-pura tersenyum. Aku merasa kejutanmu itu terlalu berlebihan hanya untuk memperingati hari jadian kita, yang jujur aku telah melupakannya.
Aku semakin membohongi perasaanku. Tuhan. Maafkan aku. Sayang, maafkan aku. Ketika hari itu terjadi lagi, aku hanya mampu menghela nafas panjang. Ketika hari dimana aku menghancurkan perasaanmu sayang. Ketika hari dimana aku menjadi monster yang sangat kejam dihadapanmu sayang. Ketika aku dan kamu telah menjadi dua sisi yang berbeda dengan jalan yang tak sama lagi.
"Maafkan aku, aku tak bisa bersamamu terus" kataku dengan suara tertahan
"Hey ! Apa salahku padamu sayang? Aku terlalu berlebihan? " jawabmu dengan tangis tak tertahankan.
"Tidak. Kam tak berlebihan. Hanya aku saja yang belum mampu.... " Aku gtak melanjutkan kata-kataku ketika aku dengan sebuah mobil menabrak sesuatu.
Kamu ! Kenapa kau lakukan itu. Tuhan ! Cobaan apa lagi ini. Aku telah membunuh dia. Dia yang mencintaiku.
Tak kuhiraukan bajuku kotor berlumur darah. Ini. Aku yang menyebabkannya. Aku yang salah. Aku yang menyebabkan kau begini. AKU ! AKU PEMBUNUH !
Sejak hari itu, aku tak pernah melihatmu lagi. Jelas. Karena kau telah tiada. Selamanya.
Kadang aku masih merindukan apapun yang kau lakukan. Surprise kecil untuk memperingati hari jadian kita. Bunga mawar yang selalu kau bawa saat kita makan berdua. Ah~ ternyata aku masih merindukanmu, Sayang. Masih. Dan hingga saat ini.
Kediri, 15 Oktober 2013
20:38 WIB