Thursday 25 September 2014

Sepuluh bulan.

Seperti apa kau menafsir sepi?
Seperti dingin yang hilang dalam gigil
Seperti apa kau menafsir mimpi?
Seperti tawa yang ada ketika kau bangun pagi

Dan malam hanya bersetubuh dengan hening
Seperti lilin-lilin yang leleh dalam batang
Dan itu ketika kau belum bersamaku
Ketika aku tanpa hadirmu

Sepuluh bulan

Kini bagaimana kau menafsir rindu
Mungkin seperti empedu beraroma madu
Beradu,
Kalah
Dan lelah
Lelah; saat gelisah dalam rebah

Sepuluh bulan itu

Kini bagaimana kau menaruhkan hidupmu
Ketika aku telah terbiasa dengan hadirmu
Ketika aku tak mampu melepas gandengan tanganmu
Aku telah satu denganmu

Sepuluh bulan itu, kini,nanti dan selamanya
Berjanjilah,tak akan melepas gandengan tanganku

Surabaya, 26 September 2014
"Sepuluh bulan itu"







No comments:

Post a Comment